“ Engkong tungguin dari tadi, ayok dah pada
masuk..”
Begitulah pria berseragam batik kuning itu
menyapa kami. Dengan tetap duduk di kursi
roda, ia mempersilahkan kami duduk di karpet yang terbentang di ruang tamu
mungilnya.
Dialah Abdul Rahman. Lelaki berumur 86 tahun yang kini menikmati hari tuanya di
rumah sederhana yang terletak di Kampung Belimbing, kawasan Dadap Kosambi,
Kabupaten Tengerang.
Tubuhnya yang menua, tak menghilangkan wibawa
jiwanya. Cintanya pada Indonesia tak perlu dipertanyakan lagi. Lulusan Sekolah
Rakyat ini menghabiskan masa mudanya menantang maut melawan penjajah demi
merdekanya Indonesia. Bahkan, kaki kirinya pun harus rela ia korbankan dalam
operasi TRIKORA pada tahun 1962.
Engkong, begitu ia kerap disapa, bercerita
banyak pada kami. Mulai dari kisah heroik detik-detik kemerdekaan hingga masa
tua yang ia jalani kini.
Ya..
masa tua seorang veteran. Masa tua sang pahlawan.
Jauh
dari kata sejahtera. Demi berhemat, tak jarang ia berpuasa. Mau berobat, ia
malu karena kerap tak dihargai pihak administrasi. Bahkan dari bibirnya yang
bergetar sempat terlontar : “ Kayanya orang-orang pada jijik sama Engkong”
Di Sabtu siang itu, kami, delapan relawan iCare
menyambangi rumah Engkong Abdul. Memang kegiatan ini sudah direncanakan sejak
jauh-jauh hari. Donasi dari para donatur pun kami serahkan dalam bentuk
buah-buahan, makanan ringan, susu, baju, alat-alat kebersihan dan bantal untuk
Engkong.
Dengan suaranya yang parau dan mata
berkaca-kaca Engkong berkata : “ Makasih. Orang-orang begini yang baek, yang
mau liat engkong. Engkong doain kalian semua jadi orang sukses. Jadi pejabat.
Tapi jangan lupa sama nasib veteran kaya engkong yah..”
Selamat Hari kemerdekaan, Engkong ! Terimakasih
untuk semua peluh keringat dan pengorbanan yang sudah Engkong berikan, hingga kami bisa menikmati kemerdekaan hari
ini. Doakan kami, agar bisa mengisi kemerdekaan dengan menjadi “
pahlawan-pahlawan” yang memperjuangkan kebaikan bagi banyak orang.
29. Agustus. 2015
Stella
Stella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar